SIM8 2022
Conference Management System
Main Site
Submission Guide
Register
Login
User List | Statistics
Abstract List | Statistics
Poster List
Paper List
Reviewer List
Presentation Video
Online Q&A Forum
Access Mode
Ifory System
:: Abstract List ::

Page 1 (data 1 to 30 of 92) | Displayed ini 30 data/page
1 2 3 4 NEXT >>

1 Evaluasi Kualitas Komponen Lingkungan Terbangun ABS-6

EVALUASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK PADA PERMUKIMAN TIDAK TERENCANA MENUJU ECO-SETTLEMENT
Nur Luthfy Azqiyah, Dedes Nur Gandarum, Khotijah Lahji

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti Jakarta.


Abstract

Pentingnya peran serta potensi permukiman tidak terencana bagi elemen kota dalam konteks menuju eco-settlement berbasis pembangunan swadaya. Melalui Friendly city dengan equity, accessibility of the physical environment, inclusiveness of the social environment pada permukiman tidak terencana yang merujuk kepada kualitas syarat eco-settlement menuju permukiman yang berkelanjutan atau sustainable development. Melalui evaluasi kondisi lingkungan fisik sebagai salah satu kriteria syarat eco-settlement. Tujuan dan harapan mengevaluasi kualitas kondisi lingkungan fisik yang ada di Petamburan dengan mengidentifikasi apakah sudah merujuk kepada eco-settlement atau belum dan strategi yang tepat. Dan Fokus penelitian ini, kepada evaluasi variabel dari lingkungan fisik eco-settlement. Metode deskriptif kuantitatif diharapkan dapat mengevaluasi perihal unit variabel kondisi lingkungan fisik eco-settlement diantaranya rumah sehat mandiri, pedestrian, jaringan persampahan, dan Tanggap Mitigasi Bencana Alam dan Kebakaran. Satuan unit rukun tetangga (RT) dengan 10 unit sampel rukun tetangga (RT) terpilih mewakili 18 rukun tetangga (RT) dengan 30 jumlah responden. Pengolahan data menggunakan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) dan observasi lapangan dalam pemilihan rukun tetangga RT berdasarkan kriteria tingkat kepadatan dari yang tertinggi, sedang hingga rendah. Hasil penelitian, bahwa hal-hal yang terkait karakteristik permukiman tidak terencana sudah sejalan dengan kriteria syarat eco-settlement dan mempunyai potensi dari aspek sosial yaitu swadaya masyarakat dan lembaga institusi government/non-government yaitu program MUSRENBANG (Musyawarah Perencanaan Pembangunan). Sehingga syarat tersebut, dapat dijadikan suatu upaya dikembangkan untuk meningkatkan pembangunan serta perbaikan selanjutnya dari aspek kondisi lingkungan fisik.

Keywords: permukiman tidak terencana, rumah sehat mandiri, jalur pejalan kaki, dan eco-settlement.

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Nur Luthfy Azqiyah)


2 Evaluasi Kualitas Komponen Lingkungan Terbangun ABS-14

Peran Model Pentahelix Dalam Pengembangan Pariwisata di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika
Widya Putri Septadiani (a*), Dr-Ing. Ir. I. G. Oka Sindhu Pribadi, Msc, MM. (b), Ir. Dwi Rosnarti, MT. (b)

Program Studi Sarjana Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti. Jl. Kyai Tapa Grogol, Jakarta, 12430, telepon (021) 5674166


Abstract

Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika termasuk satu dari kawasan di Pulau Lombok dengan berbagai potensi keindahan, kekayaan, dan keragaman budaya, serta dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk meningkatkan perekonomian lokal secara berkelanjutan melalui pemanfaatan potensi wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model pentahelix bisa meningkatkan potensi wisata KEK Mandalika. Sebagai penghasil devisa terbesar, sektor pariwisata sering mengalami kesulitan karena kurangnya kerjasama di antara berbagai komponennya. Koordinasi dan kerjasama antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat diperlukan untuk pengembangan potensi wisata dalam pengelolaan dan pengembangan pariwisata. Metodologi penelitian ini memakai pendekatan deskriptif analitik yang memanfaatkan data yang diperoleh untuk menjelaskan atau menawarkan gambaran tentang topik penyelidikan. Keterkaitan antara bagian-bagian model pentahelix dengan hasil penelitian dari pelaksanaan kerjasama pengembangan KEK Mandalika menunjukkan bahwasanyaproses kerjasama bisa tumbuh lebih pesat lagi jika semua pemangku kepentingan bekerja sama secara efektif.

Keywords: KEK Mandalika- Pentahelix- Pariwisata

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Widya Putri Septadiani)


3 Evaluasi Kualitas Komponen Lingkungan Terbangun ABS-24

KAJIAN KEARIFAN LOKAL DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN KAWASAN MENDAWAI HARAPAN MEDIA, PONTIANAK TENGGARA
Anissa Shela Aulia

Universitas Trisakti
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan


Abstract

Keanekaragaman pola adaptasi habitat yang ada pada masyarakat Indonesia diturunkan dari generasi
ke generasi. Setiap khalayak masyarakat tentu memiliki kearifan lokal, kearifan lokal juga tergolong
penting dan harus dipelajari dan dilestarikan dalam masyarakat. Beberapa pendekatan yang bisa
diambil, diantaranya : a) ekologi politik, b) ekologi kebahagiaan manusia, c) perspektif manusia d)
perspektif manusia ekologi manusia, e) tindakan serta pendekatan konsekuensi (Model Interpretasi
Kontekstual Progresif) Di kota Pontianak, Kalimantan Selatan, yakni di kawasan Mendawai Harapan
Media, beberapa intel daerah terus menjadi contoh bagi masyarakat. Sehingga kearifan lokal berperan
penting dalam pengelolaan SDA serta lingkungan.

Keywords: Kearifan Lokal, Pengelolaan, Sumberdaya Alam, Lingkungan

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (anissa shela aulia)


4 Evaluasi Kualitas Komponen Lingkungan Terbangun ABS-26

ANALISIS KAPASITAS DUKUNG DAN PENURUNAN TIANG PANCANG (STUDI KASUS : PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR FASILITAS GREEN HOUSE)
Haris Reza Kurniawan, Ruwaida Zayadi

Universitas Trisakti


Abstract

Fondasi merupakan merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam sebuah bangunan. Fondasi berfungsi untuk meneruskan beban struktur yang ada di atasnya ke lapisan tanah yang ada di bawahnya. Pada pembangunan Infrastruktur Fasilitas Green House yang dibangun pada tanah lempung akan menggunakan jenis pondasi tiang pancang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kapasitas dukung tiang pancang, penurunan tiang pancang tunggal dan kelompok serta menentukan waktu penurunan tiang pancang. Metode yang digunakan dalam perhitungan kapasitas dukung tiang pancang tunggal adalah metode Terzaghi. Untuk perhitungan penurunan menggunakan metode Vesic Dalam penelitian ini data tanah yang digunakan yaitu data N SPT yang terdiri dari data tanah DB-1. Berdarakan hasil perhitungan variasi dimensi dengan diameter 0,4 m kedalaman 24 m, untuk kapasitas dukung (Qall) sebesar 867 kN. Penurunan yang terjadi sebesar 3,1 cm. perhitungan variasi dimensi dengan diameter 0,5 m kedalaman 22 m, untuk kapasitas dukung (Qall) sebesar 1000 kN. Penurunan yang terjadi sebesar 3,2 cm. perhitungan variasi dimensi dengan diameter 0,6 m kedalaman 20 m, untuk kapasitas dukung (Qall) sebesar 1087 kN. Penurunan yang terjadi sebesar 3,3 cm.

Keywords: Fondasi Tiang Pancang, Kapasitas Dukung, Penurunan.

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Haris Reza Kurniawan)


5 Evaluasi Kualitas Komponen Lingkungan Terbangun ABS-27

Analisis Geometrik Jalan Raya Cibadak - Pelabuhan Ratu Berdasarkan Standar Bina Marga
Kresna Agum Nugroho, Budi Hartanto Susilo

Universitas Trisakti


Abstract

Jalan Raya Cikidang adalah salah satu jalan alternatif yang menghubungkan Kabupaten Bogor dengan jantung Kabupaten Sukabumi yaitu Pelabuhan Ratu, namun karna kondisi geografis menyebabkan kendaraan ringan yang dapat lewat oleh karena itu dilakukan penelitian dengan tujuan menganalisis dan menemukan solusi alternatif terhadap kondisi geometrik eksisting dengan pengumpulan data berupa data elevasi medan, elevasi jalan, kecepatan eksisting serta data koordinat titik penting. Data tersebut kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan standar Direktorat Jendral Bina Marga (1997). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa geometrik eksisting memiliki kombinasi tikungan balik dan tikungan searah, tidak adanya jarak antar tikungan, kelandaian sebesar 20% - 40%, jarak pandang sebesar 32,496 meter dan ditemukan adanya alinyemen horizontal dengan vertikal tidak berhimpit oleh karena itu diperlukan solusi alternatif dan aplikatif dari aspek perambuan dan kelengkapan jalan

Keywords: Analisis Geometrik, Ditjen Bina Marga, Geometrik Eksisting

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Kresna Agum Nugroho)


6 Evaluasi Kualitas Komponen Lingkungan Terbangun ABS-28

Analisis Kejenuhan Pengendara di Jalan Tol
Mohammad Nabil Barak, Dewi Rintawati, Christina Sari

Program Studi Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Kampus A, Jl. Kyai Tapa No.1 Grogol, Jakarta


Abstract

Pada tahun 2015, Ruas Tol Cikopo-Palimanan sempat mendapat predikat sebagai salah satu jalan tol terpanjang di Indonesia yaitu sepanjang 116,75 km. Penyebab yang cukup sering terjadi adalah banyaknya pengendara yang mengalami kejenuhan di Ruas Tol Cikopo-Palimanan, maka dari itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadi kejenuhan serta letak lokasi rest area apakah sudah mampu mengatasi kejenuhan atau belum. Penelitian ini dilakukan secara observasional deskriptif dengan metode survei kuesioner yang diberikan langsung kepada pengendara di Ruas Tol Cikopo-Palimanan yang sedang berhenti di rest area KM 86 atau KM 130. Setelah pengolahan data, maka didapat hasilnya, yaitu faktor-faktor yang menyebabkan terjadi kejenuhan yaitu dari segi kemacetan menurut 87.5% dari 120 responden, sering terjadi di Ruas Tol Cikopo-Palimanan, selanjutnya dari segi geometrik jalan menurut 58.33% dari 120 responden cenderung lurus sehingga membuat pengendara mudah bosan, lalu yang ketiga yaitu dari segi perkerasan jalan yang dirasa oleh pengendara sebanyak 53.33% dari 120 responden sering kali membuat pengendara kehilangan fokusnya dalam menyetir.

Keywords: titik jenuh, rest area, ruas tol cikopo-palimanan

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Mohammad Nabil Barak)


7 Evaluasi Kualitas Komponen Lingkungan Terbangun ABS-32

Evaluasi Kerusakan Jalan Menggunakan Metode Surface Distress Index (SDI) dan Pavement Condition Index (PCI)
Myer Prasasya, Dewi Rintawati, Christina Sari

Universitas Trisakti


Abstract

Ruas Jalan Lingkar Laladon, Kabupaten Bogor, Jawa Barat merupakan salah satu jalan alternatif yang dapat menghubungkan Kota Bogor dengan Kabupaten Bogor, serta dapat menghubungkan Kabupaten Bogor dengan salah satu institut ternama di Indonesia yaitu Institut Pertanian Bogor. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kondisi permukaan perkerasan jalan. Pada penelitian ini metode yang digunakan dalam mengevaluasi kondisi perkerasan jalan adalah metode Surface Distress Index (SDI) berdasarkan Panduan Survei Kondisi Jalan Nomor SMD-03/RCS Bina Marga dan Pavement Condition Index (PCI) berdasarkan ASTM D6433-11. Survei dilakukan dengan membagi ruas jalan yang panjangnya 500 m menjadi 5 segmen. Berdasarkan hasil evaluasi, ruas Jalan Lingkar Laladon STA 0+0 hingga 0+500 memiliki nilai rata-rata SDI sebesar 166 dan memiliki nilai PCI sebesar 33,4. Maka secara keseluruhan menurut metode SDI, kerusakan permukaan perkerasan jalan yang terjadi ruas Jalan Lingkar Laladon dikategorikan sebagai rusak berat. Sementara untuk metode PCI, kerusakan permukaan perkerasan jalan yang terjadi dikategorikan sebagai sangat buruk.

Keywords: Kerusakan Jalan, Surface Distress Index (SDI), Pavement Condition Index (PCI)

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Myer Prasasya)


8 Evaluasi Kualitas Komponen Lingkungan Terbangun ABS-41

EVALUASI SISTEM DRAINASE PADA SISI UDARA BANDAR UDARA INTERNASIONAL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN EPA SWMM 5.1t This Sample Abstract
Anassya Tasya Amalia Vendrajaya1*, Sih Andajani2*

1, 2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Jakarta


Abstract

Sistem drainase bandar udara merupakan fasilitas keselamatan yang penting bagi kegiatan penerbangan, karena jika terdapat genangan air pada area sisi udara yaitu area apron, taxiway dan runway dapat membahayakan kegiatan penerbangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi kapasitas saluran drainase pada Bandar Udara Internasional Yogyakarta untuk mengetahui apakah saluran drainase yang ada dapat menampung debit rencana yang terjadi. Evaluasi sistem drainase pada sisi udara Bandar Udara Internasional Yogyakarta dilakukan menggunakan aplikasi EPA SWMM 5.1. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dengan curah hujan rencana periode ulang 50 tahun, didapatkan bahwa saluran drainase eksisting pada sisi udara Bandar Udara Internasional Yogyakarta cukup untuk mengalirkan debit rencana 50 tahun.

Keywords: Drainase, Bandar Udara, EPA SWMM 5.1

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Anassya Tasya Amalia Vendrajaya)


9 Evaluasi Kualitas Komponen Lingkungan Terbangun ABS-44

ANALISIS HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN MAYOR OKING DI KOTA BEKASI
Dea Nurika, Budi Hartanto Susilo

Universitas Trisakti


Abstract

Jalan Mayor Oking Kota Bekasi merupakan jalan dengan hambatan samping yang tinggi. Lahan parkir yang tersedia pada jalan ini terhitung sedikit membuat banyaknya kendaraan parkir di badan jalan sehingga mengakibatkan berkurangnya kapasitas jalan. Aktivitas kendaraan yang keluar masuk Rumah Sakit, pasar, pertokoan, aktivitas pejalan kaki yang menyeberang jalan dan aktivitas kendaraan berbalik arah mengakibatkan penurunan kecepatan arus lalu lintas dan berkurangnya kapasitas jalan. Maka, pada penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi lalu lintas eksisting pada ruas Jalan Mayor Oking Bekasi dan menganalisis besar hambatan samping serta menentukan solusi alternatif untuk menurunkan hambatan samping. Dari hasil survei penelitian ini didapatkan volume lalu lintas tertinggi terjadi pada hari Senin pukul 07.00 - 08.00 sebesar 2043,15 smp/jam. Dan hambatan samping tertinggi juga terjadi pada hari Senin pukul 07.00 - 08.00 dengan volume terbobot sebesar 781,7 kejadian/jam. Kapasitas ruas jalan berdasarkan dari hambatan samping yang tertinggi di dapatkan 2494 smp/jam/2 arah. Kecepatan arus bebas didapatkan sebesar 43 km/jam. Dan derajat kejenuhan tertinggi terjadi pada hari senin sebesar 0,82. Maka dari itu tingkat pelayanan ruas jalan ini termasuk dalam kategori kurang baik yaitu kelas D. Untuk meningkatkan kinerja ruas jalan ini diperlukan solusi untuk mengurangi hambatan samping seperti memindahkan kendaraan yang parkir dan berhenti dibadan jalan serta kendaraan keluar masuk jalan. Dari hasil solusi alternatif tersebut didapatkan penurunan hambatan samping terbobot sebesar 294,5 kejadian/jam dengan kecepatan arus bebas sebesar 49 km/jam, kapasitas jalan sebesar 3516,54 smp/jam/2 arah, dan derajat kejenuhan 0,58 yang berarti kondisi lalu lintas lancar. Dapat disimpulkan alternatif ini telah memenuhi persyaratan.

Keywords: Hambatan Samping, Volume, Kecepatan, Kapasitas, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan.

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Dea Nurika)


10 Evaluasi Kualitas Komponen Lingkungan Terbangun ABS-50

Penanganan Pemeliharaan Gedung Gereja Di Jakarta
Gemilang F P Siamiloy, Dr. Ir. Darmawan Pontan, SE., MT.,MM.

Universitas Trisakti


Abstract

Kerusakan yang dialami bangunan cagar budaya menuntut pemilik dan pengelola bangunan untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap aspek keamanan bangunan. Penelitian ini dilakukan di Jakarta dan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko adalah wawancara dan kuesioner. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor risiko yang mempengaruhi keselamatan gedung. Analisis risiko menggunakan matriks probabilitas dan bobot. Terakhir, terdapat 23 risiko tinggi dan dapat diidentifikasi solusi untuk mengurangi risiko tersebut. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi pemilik bangunan cagar budaya dan pemerintah. Selain itu, hasil penelitian ini juga bermanfaat bagi akademisi yang mempelajari bidang bangunan cagar budaya sebagai tinjauan pustaka.

Keywords: penanganan pemeliharaan

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Gemilang Siamiloy)


11 Evaluasi Kualitas Komponen Lingkungan Terbangun ABS-52

Faktor Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pekerja Pada Proyek Infrastruktur
Febri Amalia, Darmawan Pontan

Universitas Trisakti


Abstract

Gaya kepemimpinan merupakan hal yang sangat berpengaruh atas keberlangsungan suatu pelaksanaan proyek. Gaya kepemimpinan suatu bentuk yang menggambarkan bagaimana sifat, watak dan kebiasaan seorang pemimpin pada saat berkomunikasi dengan orang lain. Gaya kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang dapat mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melaksanakan pekerjaannya sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor dari gaya kepemimpinan dan motivasi kerja yang dapat mempengaruhi kinerja para pekerja proyek infrastruktur. Variabel yang ditinjau terdiri dari tiga faktor antara lain faktor gaya kepemimpinan, faktor motivasi kerja dan faktor kinerja pekerja. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Package For The Social Science), dan dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda.

Keywords: Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Kinerja, Infrastruktur

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Febri Amalia)


12 Evaluasi Kualitas Komponen Lingkungan Terbangun ABS-59

Analisis Debit Banjir Rencana Kali dadap Dengan Menggunakan Metode Hidrograf Satuan sintetis Nakayasu
Fahris M Gorotomole, Wahyu Sejati, S.T., M.T.

1) Mahasiswa Prodi Teknik Sipi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.
2) Dosen Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.
Universitas Trisakti Program Studi Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Kampus A
Jl. Kyai Tapa No. 1 Grogol, Jakarta Barat


Abstract

Kali dadap sering mengalami banjir terutama pada bagian muara yang terletak di Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tanggerang. Banjir yang terjadi menyebabkan rusaknya prasarana daerah tersebut serta melumpuhkan aktivitas penduduk terdampak . Untuk mengurangi resiko terjadinya kerusakan akibat banjir di sekitar sungai Kali Dadap dubutuhkan upaya untuk pengendalian banjir. Perencanaan pengendalian banjir dapat ditangani dengan baik apabila diketahui debit banjir rencana. Pada penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui debit banjir rencana untuk kala ulang tahun 2, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun pada Sungai Kali Dadap Kecamatan Kosambi Kabupaten Tanggerang dengan menggunakan metode HSS Nakayasu.

Pemilihan metode HSS Nakayasu dianggap paling sesuai untuk perhitungan debit banjir rancangan sebab diagram banjir yang didapatkan dari metode ini memberikan gambaran mengenai debit ketika awal hujan, saat banjir, dan berakhir banjir. Berdasarkan dari hasil analisis debit banjir rencana pada Kali Dadap yang dihitung dengan menggunakan metode distribusi Log Normal pada HSS Nakayasu didapatkan debit banjir rencana periode kala ulang 2 tahun 185.80 m3/det, periode kala ulang 5 tahun 285.05 m3/det, periode kala ulang 10 tahun 357.69 m3/det, periode kala ulang 25 tahun 448.27 m3/det, periode kala ulang 50 tahun 523.41 m3/det , periode kala ulang 100 tahun 613.21 m3/det.

Keywords: : Kali Dadap- Debit- Banjir-HSS Nakayasu

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Fahris M Gorotomole)


13 Evaluasi Kualitas Komponen Lingkungan Terbangun ABS-87

Penilaian Pengolahan Tapak Pada Terminal Bus Tipe A di Surakarta berdasarkan Teori Arsitektur Eco-Tech
Fika Aura Ratitya (a), Etty R Kridarso(b) , Sri Tundono(c)

Dapertemen of Architecture, Universitas Trisakti, Indonesia
Dapertemen of Architecture, Universitas Trisakti, Indonesia
Dapertemen of Architecture, Universitas Trisakti, Indonesia


Abstract

Permasalahan yang sering terlihat pada terminal busidentik dengan polusi udara, polusi suara dan penggunaan energi yang berlebih dalam operasionalanya, sehingga terminal bus memiliki dampak negatif bagi lingkugan disekitar. Pemecahan masalah tersebut dapat di lakukan dengan pengolahan tapak yang menerpkan teori arsitektur Eco-Tech.Arsitektur
Eco-Tech mendorong desain berbasis lingkungan yang digabungkan dengan teknologi rancangan smart building, hemat energi, ramah lingkungan dan memberikan rasa nyaman bagi pengguna. Teori tersebut sangat berkaitan dengan prinsip Green Building, dimana perancangan bangunan sekarang harus mengacu pada konsep bangunan hijau. Penilaian dapat melalui satndart acuan Greenship yang di tetapkan oleh Green Building Council Indonesia (GBCI). Salah satu prinsip yang digunakan pada penilaian ini adalah pengolahan
tepat guna lahan pada tapak terminal bus tipe A di Surakarta. Prinsip ini bertujuan untuk menilai serta mengetahui kondisi lokasi tapak dengan sekitarnya, efesiensi pengolahan lahan, dan pengolahan air hujan dalam tapak dimasa yang akan datang. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitaif dan memberikan nilai indeks berdasarkan dari data sekunder melalui tahap identifikasi masalah, menginput teori dan literasi yang kemudian dilanjutkan dengan analisis data, serta menghasilkan suatu kesimpulan, yaitu penerapan prinsip ini belum sepenuhnya diterapkan pada desain terminal bus di Surakarta.

Keywords: Terminal Bus, Kota Surakarta, Pengolahan Lahan, Eco-Tech

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Fika Aura Ratitya)


14 Evaluasi Kualitas Komponen Lingkungan Terbangun ABS-93

ANALISIS KECELAKAAN TIGA TAHUN TERAKHIR DI NUSA TENGGARA BARAT
Eric Joshua Euphifanio Wuri, Budi Hartanto Susilo

Universitas Trisakti


Abstract

Perkembangan daerah pariwisata di Provinsi NTB berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir yang menyebabkan kenaikan angka populasi pada daerah NTB. Kenaikan jumlah populasi juga menyebabkan meingkatnya potensi terjadinya kecelakaan. Angka kecelakaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi latar belakang dari penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dominan terjadinya kecelakaan di Provinsi NTB dan mencari solusi alternatifnya untuk mengurangi angka kecelakaannya. Penelitian ini menggunakan metode statistika deskriptif dengan menggunakan data 3 tahun terakhir yakni 2019-2021 sehinga menghasilkan karakteristik kecelakaan lalu lintas berbentuk persentase. Secara keseluruhan penelitian ini menunjukan bahwa kecelakaan di Provinsi NTB sering terjadi pada pukul 12.00-18.00 (30%), hari kamis (18%), Bulan Oktober (22%), jenis kecelakaan tunggal (31%), sepeda motor sebagai kendaraan terlibat (76%), usia 26-45 (42%), Kondisi Jalan bagus (50%), lengah (52%) sebagai penyebab kecelakaan dominan, dan luka berat (40%) sebagai akibat kecelakaan dominan, dengan demikian diperlukan kerja sama lebih dari pihak Kepolisian untuk melakukan patroli dan penjagaan di pos, menambahkan beberapa rambu lalu lintas pada tiap kondisi jalan untuk mengurangi angka kecelakaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Keywords: Kecelakaan lalu lintas, provinsi NTB, Karakteristik kecelakaan

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Eric Joshua Euphifanio Wuri)


15 Evaluasi Kualitas Komponen Lingkungan Terbangun ABS-94

EVALUASI KEBUTUHAN LAHAN PARKIR DI APARTEMEN AMBASSADE JAKARTA
GILANG PUTRA IRAWAN, BUDI HARTANTO SUSILO

UNIVERSITAS TRISAKTI


Abstract

Please Just Try to Submit This Sample Abstract
You Can Edit It Again Later
Apartemen Ambassade merupakan salah satu hunian di Jakarta yang memiliki lokasi strategis. Apartemen Ambassade berdiri diatas tanah seluas 3.800cm2 dan memiliki 234 unit kamar dan 2 unit Penthouse. Apartement Ambassade harus mampu melayani penghuni dalam berbagai fasilitas, salah satunya sektor perparkiran. Parkir adalah keadaan tidak bergeraknya kendaraan sesaat pada saat pengemudi meninggalkan kendaraan.Kondisi Apartemen Ambassade dilihat dari Jumlah kendaraan yang parkir selama waktu survei di hari senin adalah sebesar 135 kendaraan, hari rabu sebesar 301 kendaraan dan hari sabtu sebesar 57 kendaraan.memiliki kapasitas statis sebesar 156 satuan ruang parkir. Dilihat dari hasil data eksisting dilapangan kapasitas parkir ternyata belum dapat memenuhi kebutuhan ruang parkir maka perlu penambahan ruang parkirKarakteristik parkir untuk kendaraan memiliki akumulasi parkir tertinggi sebesar 167 kendaraan, durasi kendaraan parkir berkisar antara range waktu 680-689 menit, volume parkir tertinggi sebesar 301 kendaraan, tingkat pergantian parkir rata-rata sebesar 1,64 mobil/petak parkir, serta indeks parkir sebesar 107%. solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada di Apartemen Ambassade yang pertama adalah harus adanya penambahan rambu-rambu yang resmi dari instansi misalnya dilarang parkir untuk area yang penting, agar memperjelas pengunaan parkir yang maksimal, menambah satuan ruang parkir atau penambahan lahan parkir agar menambah kenyamanan pengguna parkir.

Keywords: Analisis Lahan Parkir, Ditjen Bina Marga, Karakteristik Parkir.

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Gilang Irawan)


16 Keberlanjutan Lingkungan Terbangun ABS-11

KEBISINGAN AKIBAT PENGOPERASIAN BANDAR UDARA JENDERAL AHMAD YANI DAN DAMPAK NEGATIF BAGI PENDUDUK DI SEKITARNYA
Fahira Rizky Arylia (a*), Luky Surachman (b)

a) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti
fahira18042[at]gmail.com
b) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti


Abstract

Kebutuhan mobilitas masyarakat Indonesia yang tinggi menuntut moda transportasi yang memadai misalnya pesawat udara. Pesawat udara sebagai moda transportasi udara membutuhkan bandar udara sebagai tempat perpindahan. Bandar udara sebagai tempat perpindahan moda transportasi perlu dilakukan pengembangan sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan. Bandar udara dalam pembangunan dan pengembangannya harus mengacu pada Rencana Induk Bandara yang di dalamnya termuat dokumen Batas Kawasan Kebisingan (BKK). Hal tersebut berpengaruh pada peruntukan tata guna lahan di sekitar wilayah bandar udara. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif dengan membagikan kuesioner terhadap 30 responden di 3 kawasan berbeda. Hasil dari kuesioner tersebut diolah menggunakan software SPSS 23. Hasil menunjukan bahwa kebisingan yang terjadi akibat pengoperasian bandar udara memberikan dampak negatif bagi penduduk yang tinggal di Kawasan Kebisingan III. Data juga menunjukan bahwa hampir tidak ditemukan adanya keluhan menganai polusi udara, polusi air, dan polusi sampah pada Kawasan Kebisingan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kebisingan yang terjadi memberikan dampak negatif bagi penduduk yang tinggal di wilayah Kawasan Kebisingan III bandar udara. Sedangkan polusi udara, polusi air, dan polusi sampah akibat pengoperasian bandar udara hampir tidak ditemukan pada Kawasan Kebisingan bandar udara. Maka dari itu, perlu dilakukan penegakan hukum tata guna lahan dan sosialiasi terkait Kawasan Kebisingan, serta sosialisasi terkait penggunaan insulasi suara pada rumah penduduk di wilayah sekitar Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani.

Keywords: Bandar Udara, Kebisingan, Kontur Kebisingan

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Fahira Rizky Arylia)


17 Keberlanjutan Lingkungan Terbangun ABS-61

Efektivitas Kota Jalan Ahmad Yani terhadap kemacetan lalu lintas
Asro Sitohang

Universitas Trisakti


Abstract

Jalan Raya adalah faktor penting bagi perkembangan kehidupan manusia, karena perkembangan jalan dan perkembangan kehidupan manusia saling mempengaruhi. meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota diakibatkan bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya sumber daya untuk pembangunan jalan raya dan belum optimal pengoprasian fasalitas arus lalu lintas yang ada, yang dimana masih terdapat pertokoan, pasar, kendaraan berhenti, parkir tidak pada tempatnya.

Keywords: kemacetan,lalu lintas,jalan,survey,hambatan

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Asro Sitohang)


18 Keberlanjutan Lingkungan Terbangun ABS-92

ANALISIS KEMACETAN DI PUSAT KOTA TAKENGON PADA RUAS JALAN SENGEDA KAB. ACEH TENGAH
Farisan Dimusfamartha, Budi Hartanto Susilo

Universitas Trisakti


Abstract

Karakteristik lalu lintas merupakan faktor yang sangat perlu diperhatikan dalam peningkatan
kemampuan jalan sebagai bagian dari prasarana transportasi sebagai upaya memenuhi
tuntutan masyarakat untuk melakukan perjalanan yang cepat, aman dan nyaman. Namun
dikota-kota besar masalah lalu lintas menjadi permasalahan yang belum dapat diselesaikan
secara sempurna. Salah satunya adalah kemacetan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan menentukan solusi alternative terhadap kondisi
eksisting kemacetan di pusat kota Takengon pada ruas Jalan Sengeda Kab. Aceh Tengah.
Penelitian ini dilakukan dengan metode survey. Survei primer dilakukan dengan cara
pengamatan langsung di lapangan yang mencakup survei geometri jalan dan survei volume
lalu-lintas. Adapun survei data skunder terdiri dari peta jaringan jalan, data Statistik jumlah
penduduk dan data lalu lintas. Data-data survei yang diperoleh pada saat survei, selanjutnya
dianalisis sesuai dengan pedoman MKJI. Hasil data survei menunjukkan bahwa puncak
volume lalu lintas yaitu senin dan hari kamis pada pukul 12.30-13.30 WIB. Volume yang
diambil untuk menganalisis volume lalu lintas pada ruas Jl. Sengeda yaitu pada hari senin.
Nilai derajat kejenuhan pada ruas Jl. Sengeda adalah sebesar 0,85. Nilai tersebut dapat
dikatakan jenuh karena (DS&#8805-0,85). Kecepatan survey yang didapat pada ruas jalan sengeda

yaitu 5,57 km/jam. Kecepatan berdasarkan MKJI (1997) mendapatkan nilai kecepatan rata-
rata kendaraan ringan LV sebesar 21,6 km/jam. Nilai waktu tempuh rata-rata LV adalah

sebesar 0.06 jam. Tingkat pelayanan (level of service) ruas Jl. Sengeda yaitu 21,6 km/jam &#8805-
10 km/jam (jalan perkotaan) mendapat tingkat pelayanan E.

Keywords: Kemacetan- Lalu Lintas- Ruas Jalan- Transportasi.

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Farisan Dimusfamartha)


19 Penerapan Konsep Desain pada Rancangan Lingkungan Terbangun ABS-2

ANALISA PERENCANAAN PEMECAH GELOMBANG DI PELABUHAN PATIMBAN
Errido Arthoguswantoro, Suwandi Saputro

Universitas Trisakti
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Kampus A, Jl. Kyai Tapa No.1 Grogol, Jakarta


Abstract

Pemecah gelombang adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari gangguan gelombang, bangunan ini memisah daerah perairan dari laut bebas, sehingga perairan pelabuhan tidak banyak dipengaruhi oleh gelombang besar di laut. Dengan adanya pemecah gelombang ini daerah perairan pelabuhan menjadi tenang dan kapal bisa melalukan bongkar muat barang dengan mudah dan aman. Data yang telah didapat melalui berbagai sumber dan studi literatur akan diolah dan analisis. Data-data akan diolah sesuai dengan metode perhitungan dari teori-teori dan sumber yang relevan. Data angin yang telah diolah nantinya akan dibuatkan fetch untuk meramalkan gelombang yang dibantu dengan software AutoCad. Secara keseluruhan perhitungan juga akan dibantu dengan menggunakan software Microsoft Excel. Dimensi struktur bangunan yang telah dihitung adalah sebagai berikut untuk Cot &#952- 1.5, Lapisan Pelindung Utama, Elevasi Puncak 4, Lebar Puncak 1 m, Tebal Lapis 1 m. Lapis Sekunder Tebal Lapis 0.5 m, Pelindung Kaki, Lebar Puncak 1.5 m, Tebal Lapis 0.1 m. Untuk Cot &#952- 2, Lapisan Pelindung Utama, Elevasi Puncak 4 m, Lebar Puncak 0.9 m, Tebal Lapis 0.9 m. Lapis Sekunder, Tebal Lapis 0.4 m. Pelindung Kaki, Lebar Puncak 1.35 m, Tebal Lapis 0.1 m. Untuk Cot &#952- 3, Lapisan Pelindung Utama, Elevasi Puncak 4 m, Lebar Puncak 0.8 m, Tebal Lapis 0.8 m. Lapis Sekunder, Tebal Lapis 0.4 m. Pelindung Kaki Lebar Puncak 1.2 m Tebal Lapis 0.1 m. Dalam perencanaan selanjutnya harus diperhatikan aspek finansial, analisis terhadap tanah serta kajian sedimentasi untuk perencanaan yang lebih efektif dan efisien.

Keywords: Pelabuhan, Pemecah Gelombang, Bangunan Pantai

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Errido Arthoguswantoro)


20 Penerapan Konsep Desain pada Rancangan Lingkungan Terbangun ABS-3

Pendekatan Multisensori pada Rancangan Ruang Publik Komersial (Studi Kasus : Jawa Timur, Indonesia)
Amalia Khoirun Nisa (a), Dedes Nur Gandarum(b), Dwi Rosnarti(b)

a) Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti, Kampus A Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa No 1 Jakarta, 11440, Jakarta, Indonesia
b)Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti, , Kampus A Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa No 1 Jakarta, 11440, Jakarta, Indonesia


Abstract

Berinteraksi sosial merupakan aktivitas yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Ruang publik menjadi salah satu wadah fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat kota. Seiring perkembangannya, ruang publik bertambah fungsinya menjadi area komersial. Aktivitas komersial menuntut manusia untuk terus beraktivitas dalam suatu lingkungan, termasuk dalam ruang publik. Ruang publik sejatinya merupakan ruang yang dapat diakses oleh siapapun, dan dapat memberi pengalaman ruang yang berkesan bagi penggunanya, dari semua kalangan ras, status sosial, hingga kapabilitas sensorik (normal dan penyandang cacat). Namun sayangnya, ruang publik komersial cenderung hanya memperhatikan pengalaman visual dan mengabaikan pengalaman sensorik lainnya pada manusia. Kajian ini membahas tentang kriteria ruang publik komersial dengan pendekatan multisensori yang menggunakan metode kajian literatur dan studi kasus pada Pasar Induk Kota Batu, Jawa Timur, Indonesia.

Keywords: Multisensori- Ruang Publik- Area Komersial

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Amalia Khoirun Nisa)


21 Penerapan Konsep Desain pada Rancangan Lingkungan Terbangun ABS-4

Perencanaan Sistem Drainase Zero Runoff Kawasan Proyek Bintaro Jaya Xchange Mall Tahap II
Luhur Budi Nanda, Dr. Ir. Teddy W Sudinda, M.Eng.

UNIVERSITAS TRISAKTI
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Kampus A, Jl. Kyai Tapa No.1 Grogol, Jakarta


Abstract

Pertumbuhan penduduk yang meningkat memicu bertambahnya kebutuhan akan tempat tinggal, banyaknya pembangunan yang terjadi berdampak pada tata guna lahan dan dapat menyebabkan terjadinya genangan air atau bahkan banjir. Oleh karena itu pada pembangunan Bintaro Xchange Mall Tahap II digunakan konsep zero runoff agar tidak memberikan limpasan air ke saluran kota. Sistem yang digunakan dalam perencanaan drainase dengan konsep zero runoff ini adalah menggunakan penampung air hujan (PAH) dan sumur resapan, diharapkan dengan konsep zero runoff maka tidak ada limpasan air yang terbuang ke saluran kota. Berdasarkan hasil perhitungan drainase pada Kawasan proyek Bintaro Jaya Xchange Mall Tahap II dengan menggunakan konsep zero runoff maka dibangun 29 sumur resapan pada area Kawasan dan menggunakan 3 Penampung Air Hujan yang menampung air yang jatuh dari atap gedung.

Keywords: Penampung Air Hujan, Sumur Resapan, Zero Runoff

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Luhur Nanda)


22 Penerapan Konsep Desain pada Rancangan Lingkungan Terbangun ABS-5

Pengaruh Tanah Berpotensi Likuefaksi Terhadap Perancangan Fondasi Tiang Pancang (Studi Kasus: Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta)
Muhammad Rizki Darmawan, dan Ruwaida Zayadi

Universitas Trisakti


Abstract

Gempa bumi merupakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Hal ini mengakibatkan Indonesia rawan gempa dan memiliki potensi untuk mengalami likuefaksi. Likuefaksi dapat menyebabkan kegagalan struktur yang sangat merugikan sehingga perlu diperhatikan beberapa hal dalam merancang tiang pada tanah berpotensi likuefaksi. Daerah Kulon Progo khususnya pinggir pantai didominasi oleh tanah pasir berbutir seragam dan jenuh air yang memiliki potensi likuefaksi. Berdasarkan hasil perhitungan potensi likuefaksi dilakukan dengan membandingkan Cyclic Stress Ratio dan Cyclic Resistance Ratio menghasilkan tanah yang berpotensi likuefaksi setebal 5,5 meter. Daya dukung aksial pada fondasi tiang pancang mengalami kehilangan selimut tiang (Qs) akibat terjadinya potensi likuefaksi pada kedalaman 0 - 5,5 meter, sehingga panjang tiang yang memenuhi beban aksial untuk tiang tunggal 500 kN sepanjang 11,5 meter dengan diameter 0,5 meter. Tanah likuefaksi mempengaruhi lateral yang terjadi pada fondasi tiang pancang, sehingga tekanan lateral pada tiang yang terjadi pada tanah likuefaksi sebesar 30% dari tegangan overburden dan lapisan tanah yang tidak mengalami likuefaksi memberikan tekanan tanah pasif ke tiang. Tanah likuefaksi menghasilkan defleksi pada kepala tiang sebesar 0,139 m atau 139 mm.

Keywords: Likuefaksi, Lateral, Lpile, Tanah Pasir, dan Tiang Pancang

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Muhammad Rizki Darmawan)


23 Penerapan Konsep Desain pada Rancangan Lingkungan Terbangun ABS-7

PRINSIP ORNAMEN ISLAM DALAM KEINDAHAN ARSITEKTUR BANGUNAN PENDIDIKAN
Aulia Rahma Arthur , Dedes Nur Gandarum , Endhi Ibuhindar Poernomo

Universitas Trisakti


Abstract

Penelitian ini membahas mengenai prinsip ornamen islam dalam keindahan dan penerapan dalam arsitektur bangunan Pendidikan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh prinsip ornamen islam bagi penerapan keindahan pada bangunan Pendidikan dengan arsitektur islam yang dapat menunjang konsep Pendidikan serta memaksimalkan proses pembelajaran dalam segi ilmu agama islam sehingga dapat menciptakan kesan islam pada bangunan Pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode Literatur Review dengan mengkaji beberapa jurnal dari berbagai website data base literatur ilmiah. Prinsip ornamentasi islam yang dapat di aplikasi untuk menunjang bangunan Pendidikan dalam proses pempelajaran ilmu agama agar menciptakan siswa yang berpendidikan sesuai ajaran dan syariat islam yaitu Ornamentasi kaligrafi yang bersumber pada Al-Quran dan Hadist yang dapat di baca dan mudah di ingat oleh siswa dalam proses pembelajaran, Ornamentasi geometris yang berbentuk segi delapan (octagonal star shape) dengan perpaduan ornament kaligrafi, Ornamentasi floral (Arabesque) dengan motif tumbuhan. Oleh karena itu disimpulkan bahwa prinsip ornamen arsitektur islam untuk bangunan pendidikan memiliki keterkaitan nilai nilai islam yang bersumber pada Al-quran dan Hadist

Keywords: Ornamen Islam, Keindahan Arsitektur, Bangunan Pendidikan

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Aulia Rahma Arthur)


24 Penerapan Konsep Desain pada Rancangan Lingkungan Terbangun ABS-8

Identifikasi Karakter Langgam Arsitektur Kontemporer Pada Bangunan Publik
Rahma Ghaesani Subagja (a*), Dedes Nur Gandarum (b), Khotijah Lahji (b)

a) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti
Jalan Kyai Tapa No. 1, Jakarta 11440, Indonesia
rahma052002000081[at]std.trisakti.ac.id
b) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti
Jalan Kyai Tapa No. 1, Jakarta 11440, Indonesia


Abstract

Bangunan publik adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya orang-orang untuk melaksanakan sesuatu, baik kegiatan spesifik dan terjadi sekali maupun untuk kegiatan sehari-hari. Seiring berkembangnya zaman, bangunan publik memiliki desain arsitektur yang beragam. Salah satu konsep arsitektur yang dipakai adalah arsitektur kontemporer. Arsitektur kontemporer memiliki gaya desain sendiri dan tidak terikat pada gaya tertentu. Dari hal tersebut, muncul permasalahan, adakah kesamaan karakteristik yang dipakai pada bangunan-bangunan publik yang berlanggam arsitektur kontemporer, apakah arsitektur kontemporer merupakan percampuran dari beberapa gaya arsitektur. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis, yaitu tahapan analisis teori berdasarkan prinsip-prinsip dan karakteristik arsitektur kontemporer yang diterapkan pada bangunan publik dengan menggunakan parameter, variabel, dan idikator elemen penyusun eksterior dan interior bangunan. Hasil dari penelitian ini adalah kesimpulan penerapan prinsip-prinsip dan konsep arsitektur kontemporer serta karakteristik arsitektur kontemporer yang ada pada bangunan publik.

Keywords: Arsitektur- Arsitektur Kontemporer- Bangunan Publik- Karakteristik Arsitektur Kontemporer

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Rahma Ghaesani Subagja)


25 Penerapan Konsep Desain pada Rancangan Lingkungan Terbangun ABS-9

IMPLEMENTASI KONSEP ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR PADA FASAD BANGUNAN DI KAWASAN ASIA MENURUT TINJAUAN LITERATUR
Hasbalah S. Mosa Basa (a*), Popi Puspitasari (b), Endhi I Poernomo (b)

a) Mahasiswa Jurusan Arsitektur - FTSP, Universitas Trisakti, Jakarta
b) Dosen Jurusan Arsitektur - FTSP, Universitas Trisakti, Jakarta


Abstract

Desain neo-vernakular adalah salah satu konsep postmodernisme. Neo-vernakular mungkin merupakan kombinasi dari dua konsep yang berbeda, khususnya masa kini dan vernakular. Neo-vernakular adalah terjemahan dari desain vernakular. Perenungan ini menggunakan strategi subjektif ekspresif. Pertanyaan ini diharapkan dapat menggambarkan penerapan rekayasa neo-vernakular dalam bangunan budaya dan kegembiraan. Neo-vernakular adalah karakter bangunan yang paling, bentuk atap adalah perubahan lingkungan sekitar dan kemajuannya. Denah bangunan harus menunjukkan karakter lingkungan dengan pendekatan neo-vernakular melalui penyusunan bentuk. Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi bentuk denah bangunan. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan strategi dalam bentuk tulisan yang mempertimbangkan dan membuat rencana pilihan bentuk bangunan dengan standar Desain Neo-Vernakular. Munculnya penyelidikan ini memberikan rencana bentuk berdasarkan perubahan bentuk.

Keywords: neo vernakular, kualitatif, atap bangunan

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Hasbalah Saban Mosa Basa)


26 Penerapan Konsep Desain pada Rancangan Lingkungan Terbangun ABS-10

PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DALAM HAL PENGHEMATAN ENERGI DI NEGARA TROPIS, DENGAN TINJAUAN LITERATUR SISTEMATIS
Tissa Nada Adiva (a*), Popi Puspitasari (b), Dwi Rosnarti (b)

a) Mahasiswa Jurusan Arsitektur - FTSP, Universitas Trisakti, Jakarta
b) Dosen Jurusan Arsitektur - FTSP, Universitas Trisakti, Jakarta


Abstract

Perubahan iklim global menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan arsitektur, terutama di negara tropis. Peningkatan suhu lingkungan akibat perubahan iklim memberikan pengaruh terhadap aspek kenyamanan, aktivitas dan produktivitas manusia sebagai pengguna bangunan. Salah satu pendekatan arsitektur yang mampu menjadi solusi bagi isu iklim diatas adalah pendekatan arsitektur bioklimatik. Pendekatan yang berlandaskan dengan prinsip - prinsip rancangan hemat energi serta ramah lingkungan ini, sangat berperan dalam proses desain bangunan yang merespon iklim sekitar.

Pertumbuhan dan perkembangan perancangan bangunan gedung yang mengabaikan pertimbangan dan pengaruh iklim lingkungan menjadi permasalahan yang harus diatasi. Selain berpengaruh terhadap kualitas hidup lingkungan, masalah tersebut juga mempengaruhi jumlah energi yang dikeluarkan dari setiap bangunan. Penggunaan energi yang berlebih mampu meningkatkan penipisan sumber daya alam sekitar. Oleh karena itu, pembahasan pada jurnal ini akan menekankan topik penghematan energi pada bangunan di negara tropis dengan pendekatan arsitektur bioklimatik berdasarkan hasil tinjauan literatur sistematis.

Keywords: Iklim, Negara Tropis, Arsitektur Bioklimatik, Hemat Energi

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Tissa Nada Adiva)


27 Penerapan Konsep Desain pada Rancangan Lingkungan Terbangun ABS-12

STUDI KOMPARATIF PENERAPAN ARSITEKTUR KONTEMPORER PADA BANGUNAN BERKONSEP MICE (Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition)
Syirvi Emilia Indri (a*), Dedes Nur Gandarum (b), Khotijah Lahji (b)

a) Universitas Trisakti
b) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan


Abstract

Sektor pariwisata merupakan penyumbang devisa terbanyak bagi suatu negara, salah satunya melalui kegiatan Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition (MICE). Berbagai negara sudah menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung berkembangnya industri MICE. Seiring berkembangnya zaman, bangunan yang berkonsep MICE mempunyai desain arsitektur yang beranekaragam pula. Konsep arsitektur kontemporer sebagai salah satu contohnya, yang mempunyai gaya desain sendiri dan tidak terikat pada masa dan gaya tertentu. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisa penerapan arsitektur kontemporer pada bangunan berkonsep MICE. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan tahap menganalisis teori berupa hipotesis berdasarkan karakteristik arsitektur kontemporer dalam penerapannya pada studi kasus beberapa bangunan yang tergolong dalam industri MICE. Hasil akhir yang didapat dari komparasi keempat bangunan yang dikaji menggunakan teori dari Egon Schirmbeck tersebut adalah bahwa arsitektur kontemporer bersifat dinamis dalam segala aspeknya, dan dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada batasan dalam menciptakan suatu bangunan kontemporer selama masih menunjang fungsi-fungsi yang ada.

Keywords: Arsitektur, Kontemporer, Bangunan, MICE.

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Syirvi Emilia Indri)


28 Penerapan Konsep Desain pada Rancangan Lingkungan Terbangun ABS-13

PENGGUNAAN MATERIAL YANG RAMAH ANAK UNTUK MENDUKUNG KEAMANAN DAN KENYAMANAN ANAK-ANAK PADA CHILDREN CENTER
Valda Marwah Fatharas (a*), I. G. Oka Sindhu Pribadi (b), Khotijah Lahji (b)

a) Universitas Trisakti
b) Fakutas Teknik Sipil dan Perencanaan


Abstract

Kebutuhan anak untuk bermain dan belajar sangatlah penting. Bermain dan belajar dapat meningkatkan imajinasi, kreativitas, mampu menyelesaikan masalah serta mengembangkan keterampilan sosial anak. Untuk mewujudkan hal tersebut, anak berhak atas rasa aman dan nyaman dalam kegiatan belajar dan bermain. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan materi ramah anak, merespon kegiatan bermain dan belajar anak. UNESCO sebelumnya menetapkan penerapan desain ramah anak, yang menerangkan bahwa lingkungan belajar yang ramah yaitu bersahabat dengan anak-anak serta pendidik, yang berarti bahwa anak-anak dan pendidik belajar bersama sebagai kelompok belajar, memposisikan anak-anak sebagai pusat pembelajaran. Berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran yang bertujun guna memberikan layanan pendidikan yang terbaik. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang dimana memiliki proses penelitiannya tidak melewati prosedur statistik ataupun bentuk perhitungan lainnya melainkan diperoleh melalui data dari berbagai studi literatur.

Keywords: anak-anak, bermain, belajar, material ramah anak

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Valda Marwah Fatharas)


29 Penerapan Konsep Desain pada Rancangan Lingkungan Terbangun ABS-15

Karakteristik Ruang Publik pada Pusat Seni dan Budaya Penunjang Aksesibilitas dan Penambah Kegiatan
Bella Oktaviani (a*), Dedes Nur Gandarum (b), Khotijah Lahji (b)

a) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa No 1 Grogol, Kota Jakarta Barat - Prov. D.K.I. Jakarta - Indonesia, 11440
*bella052001800022[at]std.trisakti.ac.id
b) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa No 1 Grogol, Kota Jakarta Barat - Prov. D.K.I. Jakarta - Indonesia, 11440


Abstract

Pusat Seni Budaya merupakan ruang publik yang digunakan masyarakats ebagai tempat rekreasi dan kegiatan seni budaya. Ruang publik juga berfungsi sebagai forum interaksi sosial masyarakat dengan aksesibilitas yang didukung oleh konektivitas yang baik. Penelitian akan berfokus pada penentuan kriteria yang dibutuhkan untuk membentuk ruang publik pada pusat seni dan budaya dalam menunjang aksesbilitas dan penambah kegiatan. Dalam penelitian jurnal ini menggunakan metode kajian pustaka dengan sumber primer yang digunakan adalah referensi jurnal. Sedangkan sumber sekunder yang digunakan adalah preseden Civic Center dan Sejong Art Center terkait ruang publik pusat seni dan budaya. Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik ruang publik pada pusat budaya penunjang aksesbilitas dan penambah kegiatan adalah prioritas diberikan kepada pejalan kaki, dapat diakses oleh semua orang, gate, terhubung dengan alam, area pemuatan/pelayanan, integritas mobilitas, parkir penunjuk jalan.

Keywords: Aksesbilitas, Pusat Seni dan Budaya, Ruang Publik

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Bella Oktaviani)


30 Penerapan Konsep Desain pada Rancangan Lingkungan Terbangun ABS-16

PENDEKATAN RAMAH MATERIAL DARI ARSITEKTUR BIOPHILIC DI NEGARA TROPIS: SEBUAH TINJAUAN
Sekar Kurnia Hajj, Popi Puspitasari, Endhi I Purnomo

Jurusan Arsitektur, Universitas Trisakti, Jakarta


Abstract

Di era modern saat ini, keadaan kota dan kehidupan masyarakat sering dihadapkan dengan berbagai macam ancaman yang diperoleh oleh polusi perkotaan yang berlebih, stress, serta gaya hidup yang tidak sehat, sehingga mengakibatkan perkembangan urbanisasi yang sangat pesat. Salah satu faktor yang menyebabkan gaya hidup yang tidak sehat adalah banyaknya sarana dan prasarana yang kurang memadai, yang mengakibatkan lingkungan yang tidak berkualitas. Oleh karena itu, desain Biofilik merupakan salah satu solusi untuk merespon masalah tersebut, dimana arsitektur Biophilic menyediakan kesempatan bagi manusia untuk hidup dan beraktivitas pada tempat yang sehat, minimum tingkat stress, serta menyediakan kehidupan yang sejahtera dengan cara mengintegrasikan alam, baik dengan material alami maupun bentuk-bentuk alami kedalam desain bangunan tersebut. Selain itu, desain biophilic juga dapat menciptakan habitat yang baik bagi manusia sebagai lingkungan modern yang memajukan dan mengutamakan kesehatan, kebugaran, dan kesejahteraan manusia (Kellert & Calabrese, 2015). Tujuan penulisan ini mengkaji konsep pendekatan Arsitektur biophilic beserta materialnya, serta sebagai pendukung Tugas Akhir penulis. Metodelogi yang digunakan dalam kajian literature ini yaitu dengan meninjau beberapa artikel yang mempelajari tentang penggunaan material pada suatu bangunan biophilic. Referensi artikel dipilih dari beberapa karya dengan kata kunci yang merujuk pada konsep biophilic dan juga material di wilayah tropis yang kemudian di visualisasikan melalui VOS Viewer.

Keywords: Kata Kunci : Ramah Lingkungan, Arsitektur Biofilik, Tropis.

Share Link | Plain Format | Corresponding Author (Sekar Kurnia Hajj)


Page 1 (data 1 to 30 of 92) | Displayed ini 30 data/page
1 2 3 4 NEXT >>

SIM8 2022 - Conference Management System

Powered By Konfrenzi Ultimate 1.832M-Build6 © 2007-2024 All Rights Reserved