Pemodelan emisi udara indikator perubahan iklim dari sampah laut di kawasan taman nasional laut: Pantai Sombu, Wakatobi
Muhammad Irpan Sejati Tassakka(*a), Indah Alsita(b), Sariamin Sahari(c), Kezia Gloria Apriliana Runtu(d), Alfi Kusuma Admaja(e), Muhammad Musrianton(f), Nasrun(g), Muhajirin (h)

*a,c,d,e,f)Program Studi Konservasi, Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan Wakatobi, Jalan Soekarno Hatta, Desa Matahora, Kecamatan Wangiwangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia
*sejatiirpan[at]gmail.com

b,g)Program Studi Konservasi, Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan Wakatobi, Jalan Soekarno Hatta, Desa Matahora, Kecamatan Wangiwangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia

h)Taman Nasional Wakatobi, Jalan Poros Waha-Usuku, Desa Teemoane, Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia


Abstract

Sampah laut meningkat secara drastis yang sejalan dengan peningkatan populasi, kunjungan wisatawan, dan eksplorasi sumber daya pesisir dan laut. Wilayah taman nasional laut merupakan studi kasus yang sempurna untuk sampah laut karena memiliki ekosistem yang paling rentan. Pantai Sombu merupakan salah satu kawasan perlindungan laut di Taman Nasional Wakatobi (TNW). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode garis pantai NOAA dan pemodelan emisi udara menggunakan aplikasi IWM2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi rata-rata sampah laut diperkirakan 0,67 unit dan 0,036 kg per m2 dengan komposisi didominasi oleh jenis plastik yaitu 57,71% berdasarkan jumlah dan 48,74% berdasarkan berat. Jumlah dan komposisi sampah laut diperkirakan menghasilkan emisi udara yang berimplikasi pada perubahan iklim sebanyak 52 kgCO2/tahun- 23 kgCH4/tahun- dan 541 kgGWP/tahun.

Keywords: emisi udara- metode NOAA- perubahan iklim- sampah laut- kawasan lindung laut

Topic: Natural Disaster Mitigation and Adaptation

SIMNASKP 2023 Conference | Conference Management System