Pengaruh Kekeruhan Terhadap Pertumbuhan Lamun di Pulau Sagara, Barrang Lompo dan Lae-lae
E Lisdayanti (1*), R A Rappe (2), N Asriani (3), N T Handayani (2), Steven (2), M Mandasari (2)

1) Program Studi Sumber Daya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar, Aceh Barat, Indonesia.
2) Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia
3) Program Studi Ilmu Perikanan, Fakultas Pertanian, Perikanan dan Peternakan, Universitas Sembilanbelas November, Kolaka, Indonesia


Abstract

Padang lamun merupakan ekosistem yang sangat produktif dan memiliki jasa ekosistem di zona pesisir, namun terus menerus menurun secara global. Terutama karna aktivitas antropogenik yang mengurangi jumlah cahaya yang masuk di perairan mencapai lamun, seperti pengerukan, reklamasi, sedimentasi dan eutrofikasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat kekeruhan terhadap komposisi dan morfologi lamun. Dilakukan pada bulan November 2016 di Pulau Sagara, Barrang Lompo dan Lae-lae. Penentuan stasiun pengamatan ditentukan berdasarkan tingkatan kondisi kekeruhan. Pulau Sagara, Barrang Lompo dan Lae-lae merupakan daerah yang dianggap dapat mewakili perairan yang keruh, dengan membentangkan transek garis (roll meter) tegak lurus pantai dan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berkaitan dengan kondisi lamun seperti komposisi lamun dan morfometrik lamun. Variable pengamatan morfometrik daun lamun yang diamati adalah luas permukaan daun dan lebar daun, ketebalan daun, diameter rhizoma dan jarak antar internode. Selain itu, data lain yang dikumpulkan adalah data parameter lingkungan, seperti arus, TSS, PAR (Photosynthetically Activity Radiation), suhu dan salinitas. Berdasarkan analisis One-way ANNOVA menunjukkan bahwa adanya perbedaan tingkat kekeruhan yang signifikan antara Pulau Barrang Lompo dengan Pulau Sagara dan Lae-lae. Jenis lamun yang ditemukan di P. Barrang Lompo dengan ketersediaan cahaya 1735,23 \mumol/m2/s adalah Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Thalassia hemprichii. Pada P. Sagara dengan ketersediaan cahaya 170,01 \mumol/m2/s ditemukan jenis E. acoroides, T. hemprichii, Cymodocea serrulata, H. uninervis dan H. ovalis. Sedangkan pada P. Lae-lae hanya ditemukan jenis E. acoroides.

Keywords: Padang lamun, ketersediaan cahaya, kekeruhan

Topic: Aquatic Ecology and Conservation

SIMNASKP 2023 Conference | Conference Management System